Pohon Cinta
Pohon Cinta
Cinta itu muncul mencuat dari sebidang lahan yang sebelumnya tidak ada apa-apa diatasnya kemudian ia dihiasi oleh bakal-bakal pohon yang baru berkecambah. Sama halnya cinta, sejak lahirnya ia tidak pernah berangkat dari sesuatu yang tampak lagi terlihat, ia adalah masalah batin, masalah hati. Ia berangkat dari hal-hal yang tidak bisa kita lihat wujudnya, ataupun kita genggam dengan tangan-tangan kita.
Saat kita ingin menumbuhkan
sebuah tanaman, apa yang kita butuhkan…?
Mencari lahan yang tepat,
menyeimbangkan zat haranya, menyiramnya dengan rutin, meluangkan waktu untuk
merawatnya. Inilah yang kita sebut dengan “pengorbanan”. Bukankah kita butuh itu dalam menumbuhkan sebuah tanaman, kita mengeluarkan uang,
menyempatkan waktu untuk menyiram dan memberikan perawatan. Itulah kenapa cinta yang sejati tidak dapat muncul seketika, tetapi ia ditumbuhkan. Ia bertumbuh dia berproses, dia
butuh pengorbanan. maka upaya memahami, kesabaran, ketelatenan, ketekunan, dan penyempatan
waktu adalah pengorbanan-pengorbanan yang menumbuhkan cinta sejati itu.
Pun ketika pohon itu telah
besar dan kokoh, manis buahnya dan membawa kebahagiaan kepada manusia, semua
pasti ingin mempertahankannya agar kebahagian itu tetap menghiasi dirinya. Maka
rawatlah ia, berkorbanlah lagi dan terus. Disinilah kita dapat merasa tetap
bahagia walau berapapun yang telah dikorbankan. Karena kita berkorban untuk
menjaga kebahagian tetap ada, itulah mengapa berkorban dengan dasar cinta tidak
ada istilah rugi baginya, tak ada kata lelah ataupun cukup baginya.
Begitulah sebuah pohon
mengajarakan kita universalitas cinta, siapa berkorban kepada apapun itu, cinta sejati itu akan tumbuh. Dari sini amalmu adalah amal sang pecinta.
-Ahmad
Abror-
Komentar
Posting Komentar